BIJAK DALAM MENGUKUR KEMAMPUAN DIRI SENDIRI DALAM BERSEPEDA



Sebenar sudah banyak postingan dan komentar yang beredar dalam Sosmed tentang Ajal menjemput saat bersepeda..???

Sangat Miris jika melihat hal itu...dan tidak menutup kemungkinan hal ini bisa di alami siapa saja dari kita...



Sebenar hal simple untuk menghindari kejadian seperti ini, setiap anggota komunitas lebih baik menghilangkan ego masing-masing, dalam hal mengukur kekuatan fisik dari kita semua, jangan menertawai teman anda jika tidak mampu lagi melanjutkan perjalanan, jangan pernah menghina teman anda jika tidak mampu melibas suatu tanjakan..semua itu hanya karena ego merasa diri hebat dari yang lain dalam hal fisik..kebiasaan seperti itulah dapat memacu teman anda untuk memaksakan dirinya melampau batas kemampuannya, entah bersepeda dalam perjalanan jauh, melibas tanjakan curam dan lain sebaganya...dan hasilnya...nyawa menjadi taruhannya....,

Bersepeda pada umumnya untuk kesehatan bukanlah menjadi ajang  perlombaan siapa yang paling kuat dalam mengayuh sepeda, ini bukan kompetisi menjadi juara siapa yang terkuat dalam hal fisik melibas trek jauh atau tanjakan curam dengan catatan fantastik .. !!!, jika ingin seperti begitu tunjukan saja kemampuan anda dalam banyaknya Event Resmi perlombaan atau kompetisi untuk meraih gelar juara...

jangan paksa teman anda yang tak mampu, jangan pernah samakan fisik kita dengan orang lain..hanya diri kita yang mampu melihat dan merasakan sampai dimana batas ambang kemampuan fisik kita..., dan dibawah ini ada penulis sisipkan postingan yang sudah sangat banyak beredar di dunia maya...

BIJAKDALAM MENGUKUR KEMAMPUAN DIRI SENDIRI DALAM BERSEPEDA,

Tanda-tanda awal kita mencapai batas kemampuan bersepeda untuk para Cyclist sehubungan banyak kejadian goweser yang meninggal secara mendadak adalah :
Ini hubungan antara tenaga, kebutuhan oksigen dan detak jantung.
Otot kita saat bersepeda sangat membutuhkan supply oksigen yang cukup, yang dibawa oleh darah, dan dipompa oleh jantung.

  1. - Tahap 1: tubuh terasa panas. Saat mendekati batas maksimal kerja jantung.
  2. - Tahap 2 : sulit mengatur nafas. Sampai disini wajib mengurangi; kecepatan putaran kaki atau bermain power.
  3. - Tahap 3 : berkunang-kunang dan/atau mual. Wajib berhenti.
  4. - Tahap 4 : blackout atau pingsan. Tahap ini bisa langsung ke tahap selanjutnya.
  5. - Tahap 5 : Jantung berhenti bekerja


Hal-hal yang baik jika dilakukan adalah :

  • Tidak melap tubuh saat berkeringat sebelum sampai tempat istirahat/finish. Karena tubuh mengeluarkan lendir untuk mengurangi penguapan berlebih yang bisa saja terhapus saat melap tubuh. Setelah kering kita biasa menyebutnya garam.
  • Selalu minum saat mulut terasa kering dan badan terasa panas secukupnya. Saya biasanya membatasi 4 - 7 teguk.
  • Selalu menggunakan baju quick dry supaya pendinginan tubuh dengan penguapan keringat terus terjadi. Jika tidak menggunakan baju tersebut bisa dengan mengganti baju kering atau memeras agar baju tidak penuh dengan keringat dan menghambat angin.
  • Tidak langsung duduk atau rebahan saat istirahat atau berkunang-kunang.
  • Jangan memaksa diri jika sudah tidak kuat atau tidak sehat, dan jangan tinggalkan teman yang sudah mengalami kunang-kunang dan mual jika gowes bersama._




BUMI BATARA GURU CYCLING CLUB

BBG Cycling Club dibentuk untuk menjadi wadah para Goweser yang Serius dan intens dalam berolahraga Sepeda di kota Malili Kabupaten Luwu Timur, Segenap member dan pengurus mengundang anda semua untuk ikut bergabung dalam Komunitas BBG Cycling Club ini agar bersama kita semua mengolahragakan masyarakat luwu timur khususnya warga kota Malili...

1 komentar :